Adik Brigadir Yosua atau Brigadir J, Bripda Mahareza Rizky, mengetahui kronologi penembakan terhadap kakaknya dari Karo Provos Divpropam Polri kala itu, Brigjen Benny Ali.
Kala itu, Reza diberitahu bahwa Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Richard Eliezer atau Bharada E. Masih menurut cerita Benny, Brigadir J tewas setelah diduga melakukan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC).
"'Ketika di Magelang, Ibu PC istirahat. Ketika istirahat, Abang kamu masuk ke kamarnya. Abang kamu melihat dan yang merespons Richard, keluar kamar, lari, sempat bertemu Richard, 'Ada apa, Bang? Tapi, Abang kamu langsung menodongkan pistol,'" kata Reza menirukan ucapan Benny dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (25/10).
Reza melanjutkan, dirinya menerima perintah dari ajudan Sambo untuk menghadap Karo Provos. Pikiran Reza menjadi kacau balau dan tak bisa berkata-kata saat mendengar informasi kematian kakaknya.
Sayangnya, Reza tidak bertanya lebih lanjut penyebab tewasnya Brigadir J. Hakim pun menyayangkan sikap Reza seperti itu.
"Saya tidak membantah. Saya hanya jawab, 'Siap, Jenderal,'" ucap Reza.
Selanjutnya, Reza menuju RS Polri Kramat Jati untuk melihat jenazah kakaknya. Di sana, seorang polisi berpangkat komisaris besar (kombes) menghentikan langkah Reza untuk melihat jasad Brigadir J.
Reza sempat bersikap keras agar diizinkan melihat jenazah kakaknya untuk terakhir kalinya. Namun, dia hanya dapat melihat sejenak, khususnya detik-detik jenazah Brigadir J dimasukkan ke dalam peti.
Hal itu disampaikannya secara emosional dalam persidangan. Bahkan, tampak menahan tangis kala menceritakan peristiwa tersebut.
"Saya hanya bisa melihat Abang saya ketika hendak dimasukkan [ke dalam peti]. Itu pun saya izin komandan, 'Ini Abang saya dimasukkan, biarkan saya yang menggendong. Izin, komandan, saya ingin mengangkat Abang saya yang terakhir, komandan. Izin, komandan,'" pungkas Reza.